BIDADARI Di RELUNG HATI
Wanita berhati “Bidadari” ini selalu bangun paling pagi di
rumah, menyiapkan segala perlengkapan dan kebutuhan keluarganya, dari sarapan
hingga bekal anak sekolah. Mereka selalu tau dimana letak bola anaknya, dimana
kaos kaki favorit sang suami, dan yang lebih penting lagi, mereka paling tau
dimana letak penjual cabe, ayam, dan sembako lainnya yang paling murah di pasar
pagi, dan mereka selalu punya tempat langganan tersendiri untuk setiap
kebutuhan dapur mereka. Jadi ketika ingin beli telur mereka sudah tau kemana
harus pergi, untuk beli cabe mereka sudah tau kemana harus melangkah, untuk
beli bumbu dapur mereka tau dimana yang paling lengkap padahal bisa jadi jarak
antara kedai satu dan yang lainnya berjarak beberapa meter tapi karna sudah
langganan dan MURAH jarak pun tidak jadi masalah buat mereka.
Ada yah yang
sefanatik ini ?? Ada !! Tapi jangan
salah yah… tidak semua yang melakukan ini dengan alasan lebih murah, ada loh
yang melakukannya dengan alasan sudah langganan, pelayanannya lebih enak, mbak
yang jual cabenya lebih ramah, oom yang jual ayam disini timbangannya pas
mantab. Tuh alasannya macem macem kan.
Emak, ibu,
mama, bunda, mami, ambu, ummi… masih banyak lagi panggilan untuk mereka… dengan
sebutan apapun kau memanggilnya, mereka tetap punya tempat yang sama dihati
kita, ada ruang tersendiri untuk mereka dihati kita. Terkadang kita tidak
selalu sejalan dengan mereka, terkadang kita berselisih, terkadang kita marah,
bahkan kecewa, tapi bukan berarti kita tidak mencintai mereka. Sekali lagi
mereka seorang ibu selalu punya tempat istimewa dihati kita.
Seorang ibu
selalu tau menu favorit setiap anggota keluarganya, mereka rela menghabiskan
waktunya didapur demi melihat kita makan dengan lahap dan memberi pujian serta
ucapan terimakasih, tapi sedikit saja kita memperlihatkan raut muka yang kecewa
karna makanan atau hal hal lain yang tidak sesuai keinginan kita, maka itu
sangat membuat mereka bersedih, dan tau kah anda satu kali saja kita membuat
mereka bersedih dengan sedikit ucapan kita maka saat itulah pintu pintu doa
tertutup, bersiap siaplah untuk menderita. Sampai kau bertobat dan memohon
maaf.
Ibu akan
sangat dengan sabar hati menunggu kita dirumah, menanti kepulangan kita, baik
dari sekolah, kerja, atau ketika kita pergi merantau. Sudah sebesar apapun anak
anak mereka, para ibu akan tetap menganggap anak anak mereka adalah gadis kecil
dan jagoan kecil mereka, yang bisa mereka peluk dan cium kapan saja, yang
selalu siap membantu kita atau memeluk kita disaat kita butuhkan. Tapi
bagaimana cara kita memperlakukan mereka ketika kita sudah beranjak dewasa ??
Tidak sedikit dari kita yang menganggap mereka Satpam dirumah, pulang telat
diinterogasi, mau izin keluar malam panjaaaang banget pertanyaannya, sudah
jelasin panjang lebar malah di suruh minta izin ke bapak, lalu bapak bilang
tanya ibu mu… bingung kan ?? Ujung –
ujungnya ganti baju tidur, bobok cantiiik deh.
Percayalah,
tidak ada sedikitpun keputusan yang mereka ambil tanpa pemikiran yang panjang
lebar, semua sudah mereka pikirkan dari A sampai Z dan semua untuk kebaikan
kita anak mereka. Hanya saja mungkin mereka bingung bagaimana cara
mengungkapkannya tanpa membuat mu kecewa, maka ketika pemikiran mu tidak
sejalan dengan nya jelaskanlah berlahan dengan lemah lembut, rangkulah dia
dengan tulus itu akan menenangkan hatinya dan percayalah merekapun masih sangat
suka dipeluk meski kelihtannya tidak, padahal jauh didalam hatinya mereka
sangat menyukai itu.
Sampai
kapanpun, kita adalah jagoan kecilnya, kita adalah gadis kecilnya, pelipur lara
bagi mereka kedua orang tua kita disaat keadaan tidak bersahabat, disaat
kehidupan tidak mudah lagi, disaat hari mulai senja… disaat itulah mainkan
peranmu sebagai jagoan kecil, sebagai gadis kecil yang selalu dapat membuat
mereka tersenyum, peluk dan ciumlah mereka, rawatlah mereka sebagaimana mereka
merawatmu ketika masih kecil dulu, sayangi mereka buatlah mereka bahagia maka
kau akan melihat keajaiban keajaiban akan terjadi dalam kehidupanmu. Sungguh !
Teruntuk ibu &
bapak ku
Teruntuk suami & anak-anak ku
Peluk cium….
Heni Lestari
Komentar
Posting Komentar