BIDADARI DI SUDUT KELAS


Sosok lemah lembut berjilbab syar’i sudah berbaris rapi dengan senyum mengembang di bibirnya, bibir yang polos, tidak ada sedikitpun tambahan warna. Saling bercengkrama berjabat tangan  bersahutan membalas salam, sambil berpelukan mencium pipi kanan dan kiri bergantian, tak lama satu persatu malaikat malaikat kecil mulai berdatangan, wajah yang polos tanpa dosa berjalan setengah mengantuk menaiki anak tangga, langsung sumringah disambut bidadari bidadari gerbang sekolah dengan salam yang penuh canda tawa… hayoooo abang begadang yah malam tadi… si abang tersipu malu, lalu senyum pun mulai mengembang, menaiki anak tangga sambil sedikit berlari senang khas anak anak.

Dulu beberapa tahun yang lalu saya mengantarkan anak pertama saya didepan pintu gerbang ini, dan sekarang saya kembali kesini untuk mengantarkan anak kedua saya, dan tidak terasa sekarang sudah tahun ke 3, yang artinya tinggal beberapa bulan lagi dia belajar disekolah ini.  Kalau saja ada anak ketiga pasti akan saya antar kesini juga untuk belajar dan bermain disini.

Sekolah yang penuh kesederhanan, namun memberi ilmu dan bekal ahlak mulia yang sangat istimewa pada anak anak, memberikan pelajaran kepada anak anak usia dini gampang gampang susah, tidak semua orang tua mampu memiliki jiwa mendidik seperti guru guru disini. Memang sudah menjadi komitmen kami (saya dan suami) untuk membekali anak anak ilmu agama sejak dini.

Tetapi sebagus apapun program yang dimiliki oleh suatu Sekolah atau Yayasan, sebagus atau semegah apapun fasilitas sekolah yang dimiliki, namun jika tidak mempunya SDM yang hebat maka akan sia – sia, tidak dipungkiri bahwa keberadaan Bunda – Bunda (sebutan guru disekolah ini) yang berjiwa mendidik dengan kelebihan kelebihan tersendiri yang mampu melakukan pendekatan terhadap anak anak menjadi ujung tombak bagi Sekolah ini.

Guru – guru berhati “Bidadari” ini terpancar jelas ketulusan diwajah mereka, mendidik dan menyayangi dengan sepenuh hati, sabar dan lemah lembut tapi terkadang tegas dan berwibawa. Setiap nasihat yang keluar dari mulutnya sepertinya langsung sampai ke hati anak anak, pernah suatu waktu ketika baru beberapa hari mulai sekolah si kakak tidak mau ditinggal, dengan terpaksa saya ikut sekolah hari itu, dan untungnya para bunda (dalam 1 kelas ada 3 guru) memberi izin agar saya bisa tinggal, dan selama saya berada di kelas itu bahkan baru beberapa menit saja sudah berapa kali saya menyebut asma Allah. Bayangkan sekitaran 20 anak berusia rata rata 3 tahun setengah, ada yang sudah jelas ngomongnya ada juga yang belum, ada yang teriak rebutan mainan, ada yang asik dengan pensil warnanya, ada yang iseng gangguin temannya, ada yang asik gelayutan di pangkuan bunda agurunya… ada yang minta diantar buang air kecil, ada yang sibuk bertanya ini itu… takjub saya melihat pemandangan itu tapi bunda guru dengan santai dan muka yang tidak ada beban sanggup menghadapi anak anak kita yang super super itu bundaaa… ketika sekali saja dikomando untuk lomba duduk rapi dan membaca doa keadaan kelas langsung kondusif dan terarah.

Sebagian dari mereka para “bidadari” di sudut kelas ada yang masih berstatus lajang ada juga yang sudah berumah tangga, tentu mereka juga adalah manusia biasa sama seperti kita yang tentunya mempunyai masalah kehidupan yang kita tidak pernah tau, mereka juga manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf, tetapi ketika saatnya mereka berada disisi anak anak kita, mereka melupakan semua beban hidupnya, mereka merangkul sepenuh hati anak anak kita, tangan tangan tulus mereka lah yang berjasa menanamkan ahlak mulia kepada anak anak kita, meskipun itu adalah kewajiban kita sebagai orang tua, tetapi bisa jadi nasihat gurulah yang melekat di hati mereka.

Bidadari di sudut kelas ini suatu saat akan sangat bangga melihat anak anak kita mulai beranjak dewasa dan mampu menggapai semua impiannya, mereka akan tersenyum di kejauhan melihat kesuksesan anak anak kita, tanpa mengharapkan apapun bahkan meraka tidak berharap anak – anak kita masih mengingat nama mereka, sambil berlalu mereka akan tersenyum bangga dan membuka memory lama saat dimana  anak – anak kita dengan manja minta diantar ke kamar mandi, saat dimana mereka tertawa bersama, saat – saat dimana anak – anak kita bergelayut manja dipangkuan mereka. Kenangan indah itu tersusun rapi dihati mereka.

Hari pun berlalu, tetapi akan tetap ada bidadari yang setia menunggu mu di sudut kelas  yang siap menjawab semua pertanyaan lugu mu. Akan tetap ada bidadari yang siap menyambut malaikat – malaikat kecil kita di depan gerbang sekolah sambil tersenyum ramah dan mengucapkan salam, Assalamualaikum…




Komentar

Postingan populer dari blog ini

BIDADARI ke-ASINAN